Action Story
"Perfect Team"
Penulis : Hani Yuniarti
Genre : Action
Cast :
* Iqbaal Dhiafakhri => Iqbaal
* (Nama Lengkapmu) => (Nama kamu)
* Salshabilla Adriani => Salsha
* Teuku Ryzki => Rizky
* Alvaro Maldini => Aldi
* Cassandra Sheryl L => Cassie
* Bryan E. Domani => Bryan
Entahh ini gaje apa nggak xixixixi...
kalo kepanjangan sorry yaaa...
--
"Jika kita melakukan suatu hal yang
sulit, sebaiknya dilakukan secara bersama-sama agar lebih mudah"
- Salsha
"Untuk mencapai suatu hal, kerjasama
tim sangat dibutuhkan"
- Rizky
"Karena suatu hal dapat tercapai
apabila kerjasama tim terbentuk dengan sempurna"
- Iqbaal
"Tak peduli sesulit apapun hal itu,
kerjakan saja dengan baik secara bersama-sama"
- (Nama kamu)
"Semuanya akan terasa ringan jika
kerjasama tim berjalan dengan baik, hasilnya pun akan memuaskan jika kita
berusaha sekeras mungkin"
- Aldi
**
Matahari senja sudah mulai
menenggelamkan dirinya di ufuk barat, terlihat seorang anak laki-laki sedang
merasakan hangatnya matahari senja, namun wajahnya terlihat sedih.
"Mungkin sampai kapanpun gue gak
akan pernah bisa liat matahari senja lagi.." ucapnya, ia terlihat stress
dengan semua yang ia alami, tangan kirinya meraba ke tangan kanannya yang kini
sudah diamputasi.
"Dan mungkin sampai kapanpun tangan
kanan gue gak akan pernah balik lagi" keluhnya. Tak terasa setetes airmata
mengalir di pipinya.
"Iqbaal??" Seorang gadis
mendekatinya dan duduk disebelahnya.
"(Nama kamu).." Iqbaal (anak
laki-laki itu) mengenal suara orang yang memanggilnya, ia menghadap ke gadis
yang memanggilnya itu.
"Lo kenapa?" Tanya (Nama
kamu). Iqbaal hanya diam ia terlihat murung dan putus asa. (Nama kamu) melihat
setetes airmata yang mengalir dipipi Iqbaal. (Nama kamu) menghapus airmata
Iqbaal
"Apa lo masih mikir tentang
kecelakaan itu? Baal, udah lah.. gue gak tega liat lo murung terus begini"
ucap (Nama kamu).
"Lo gak tau gimana perasaan gue,
rasanya gue mau bunuh diri ! Gue udah capek sama cibiran-cibiran orang..
lagipula nyokap gue juga udah gak peduli sama gue.. andai aja kecelakaan itu
gak terjadi, mungkin badan gue masih sempurna sampe sekarang.. lo tau? 2 tahun
hidup tanpa tangan kanan dan tanpa lensa mata itu gak enak (Nama kamu)"
Iqbaal terlihat sangat stress. Tiba-tiba (Nama kamu) memeluk Iqbaal.
"Lo gak usah peduliin apa kata
orang, cibiran-cibiran itu cuma bikin lo stress.. baal, gue yakin walaupun
fisik lo udah gak sempurna tapi hati dan pikiran lo sempurna, baal.. gue gak
tega liat lo murung begini, gue tau emang gak gampang hidup tanpa bisa liat dan
tanpa tangan kanan dan gue tau itu rasanya gak enak banget.. gue tau itu baal..
Baal, dengerin gue.. lo gak usah sedih terus gini, masih ada koq orang yang
peduli sama lo, baal.. gue sayang sama lo" ucap (Nama kamu), ia begitu merasakan
kesedihan yang dialami Iqbaal, ia merasa terharu dan menangis hingga airmatanya
menetes dipundak Iqbaal. Iqbaal pun membalas pelukan (Nama kamu) dengan sebelah
tangannya.
"Makasih ya lo masih peduli sama
gue.." ucap Iqbaal, ia tidak dapat menjawab apapun entah apa bentuk
perasaannya saat ini. Iqbaal pun melepas pelukan itu, ia mulai meraba kearah
wajah (Nama kamu), ia mengetahui bahwa (Nama kamu) menangis karena terharu, ia
pun menghapus airmata (Nama kamu).
"Gak ada yang perlu ditangisin, lo
gak usah nangis (Nama kamu), harusnya lo senyum.. gue mau lo senyum didepan gue
walaupun gue gak bisa liat senyum manis lo pake mata ini, tapi asal lo tau hati
gue bisa ngerasain manisnya senyum lo" ucap Iqbaal, ia tersenyum. (Nama
kamu) membalas senyuman Iqbaal.
"Lo paling ahli yaa kalo soal
nge-gombal" (Nama kamu) mencubit pipi Iqbaal.
"Gue gak gombal, gue jujur dari
hati.." jawab Iqbaal.
"Bisa aja lo.." (Nama kamu)
tersipu malu. Iqbaal meraba kearah rambut (Nama kamu) lalu mengacak-acak rambut
(Nama kamu).
*di sisi lain*
"Project ini harus kita jalanin,
desain bangunan lab udah selesai, mungkin butuh beberapa hektar
nantinya.." ucap Cassie sambil melebarkan sebuah kertas.
"Bagus cass kalo lo udah punya
desainnya, kita tinggal ratain tanah jakarta buat project kita, gue udah siapin
pesawat buat pengeboman" jawab Bryan.
*malamnya*
Iqbaal terbaring tak sadarkan diri di
meja eksperimen, terlihat seorang wanita paruh baya yang sedang memeriksa
sebuah tangan besi yang baru saja selesai ia buat selama 2 tahun, ia
menyempurnakan fungsi tangan besi itu, tangan besi itu terlihat sangat sempurna
dan sangat mirip dengan tangan asli, setelah memeriksa tangan besi itu, ia pun
memeriksa sepasang lensa buatan dan menyempurnakan fungsinya. Ternyata selama 2
tahun ia bekerja keras membuatkan kedua benda canggih itu untuk Iqbaal, mungkin
selain membuat Iqbaal tidak stress lagi, ada tujuan tersendiri mengapa ia
membuatkan benda itu untuk Iqbaal.
Setelah selesai memeriksa kedua benda
tersebut, ia pun berbalik dan menatap anaknya yang terbaring tak sadarkan diri
di meja eksperimen itu. Ia membelai rambut anaknya.
"Maaf ya kalo selama ini kamu
ngerasa gak dipeduliin sama bunda, selama ini bunda bekerja keras bikin tangan
besi & lensa buatan buat kamu, semoga tangan besi & lensa buatan itu
berfungsi baik buat kamu, dan kamu bakal tau apa tujuan bunda bikin tangan besi
& lensa mata itu buat kamu selain bikin kamu gak sedih lagi.. bunda gak
tega liat kamu sesedih itu.." ucap ibunda Iqbaal panjang lebar. Tiba-tiba..
TOK TOK TOK..
Suara Pintu laboratorium yang diketuk
oleh seseorang terdengar oleh ibunda Iqbaal, Ibunda Iqbaal pun segera membuka
pintu. Ternyata yang mengetuk pintu laboratorium itu adalah seorang dokter
bedah yang datang bersama beberapa orang perawat untuk melakukan operasi
pemasangan tangan besi & lensa buatan itu.
"Silahkan masuk dokter" ujar
Ibunda Iqbaal.
"Apa operasinya sudah bisa dimulai
professor?" Tanya dokter itu.
"Sudah siap dokter" jawab
Ibunda Iqbaal.
"Baiklah kita langsung mulai saja
operasinya" ujar dokter. Mereka pun mempersiapkan alat-alat operasi dan
memulai operasinya.
*2 hari kemudian*
Iqbaal membuka matanya, kini ia dapat
melihat langit-langit rumahnya, ia pun melihat benda-benda di sekitarnya.
"Apa ini mimpi??" Gumamnya. Ia
pun menoleh ke sebelah kiri, ia melihat ibunya yang sedang tertidur
disebelahnya dengan keadaan masih memakai baju laboratorium, ia terlihat sangat
kelelahan. Iqbaal pun duduk, ia menoleh kearah tangan kanannya. Ia mencoba
menggerakkan tangan kanannya yang masih agak kaku. Ia pun memandangi tangan
kanannya. Tanpa Iqbaal sadari lensa yang dipakainya menyala dan tembus pandang
ke tangan kanan Iqbaal terlihat besi-besi kecil dan beberapa kawat yang
menyerupai otot normal di tangannya.
"Apa bunda bikin ini buat aku..??"
Tanyanya kepada dirinya sendiri. Ia pun menoleh kearah ibunya yang masih
tertidur pulas. Ia pun mencium pipi ibunya.
"Makasih bunda.." ucapnya
pelan. Tak lama ibunda Iqbaal bangun dari tidurnya.
"Udah bangun nak.." Ibunda
Iqbaal tersenyum.
"Bunda bikin ini buat Iqbaal?"
Tanya Iqbaal sambil melihat tangan kanannya.
"Iya sayang" jawab Ibunda.
Tiba-tiba Iqbaal memeluk ibunya.
"Makasih ya bunda..." Iqbaal
merasa terharu dengan kerja keras ibunya.
"Sama-sama nak, bunda cuma gak mau
bikin kamu sedih terus, maaf ya kalo selama ini kamu ngerasa gak dipeduliin
sama bunda, selama ini bunda bikin tangan besi & lensa buatan buat
kamu" Ibunda Iqbaal memeluk Iqbaal dengan erat dan mengelus rambut Iqbaal,
ia terlihat begitu menyayangi anaknya.
"Gapapa koq bunda.. itu gak masalah
buatku, yang penting bunda masih inget aku walaupun bunda sibuk" jawab
Iqbaal sambil melepas pelukannya.
"Sekali lagi makasih banyak
bunda.." ucap Iqbaal.
"Sama-sama sayang" jawab
Ibunda Iqbaal.
*sorenya*
TOK TOK TOK...
Iqbaal mengetuk pintu rumah (Nama kamu).
Tak lama Pintu pun terbuka.
"Iqbaal.. a-ada apa? Gue baru aja
mau pergi" ucap (Nama kamu).
"Yaah.. lo mau pergi ke mana?"
Tanya Iqbaal.
"Salsha ngajakin gue hangout di
cafe depan" jawab (Nama kamu), ia melihat ada yang sedikit berbeda dengan
Iqbaal, ia pun menyadari bahwa tangan kanan Iqbaal kini sudah ada. Namun (Nama
kamu) belum mengetahui bahwa mata Iqbaal sudah berfungsi normal karena Iqbaal
menggunakan kacamata hitam.
"Baal.. tangan lo.." (Nama
kamu) baru menyadari itu.
"Iya, tangan gue diganti pake
tangan besi, nyokap gue bikinin ini buat gue.." jawab Iqbaal, tiba-tiba
Iqbaal memeluk (Nama kamu).
"(Nama kamu).. makasih ya lo udah
nyemangatin gue, selalu support gue" ucap Iqbaal. (Nama kamu) tersenyum
dipelukan Iqbaal
"Sama-sama baal, gue cuma gak tega
liat lo sedih terus.." jawab (Nama kamu). Iqbaal pun melepas pelukannya.
"2 tahun tanpa lensa mata itu gak
enak ya.. gue jadi gak bisa liat senyum manis lo, tapi sekarang.." Iqbaal
membuka kacamatanya.
"Gue udah bisa liat senyum manis
lo.. ternyata lo makin cantik ya.." ujar Iqbaal.
"Ihh apaan sih baal, lo gombal
deh" jawab (Nama kamu) tersipu malu.
"Gue bersyukur gue masih bisa hidup
sampe sekarang, dan gue bersyukur punya sahabat sebaik & secantik
lo.." Ucap Iqbaal tersenyum.
"Nahh gitu dong.. jangan sedih
terus, gue seneng liat lo seneng" jawab (Nama kamu) sambil mengacak-acak
rambut Iqbaal. Iqbaal hanya tersenyum.
"Yaudah sekarang lo ikut gue aja ke
cafe depan.. Salsha pasti gak sendirian di sana" ujar (Nama kamu).
"Boleh.." jawab Iqbaal
"Yaudah yuk berangkat.." ajak
(Nama kamu).
*Cafe*
Salsha sedang menunggu (Nama kamu)
datang. Ia menoleh kearah pintu cafe, ia melihat Aldi & Rizky baru saja
sampai di Cafe, sepertinya Salsha juga mengajak mereka hangout.
"Aldi..." panggil Salsha
sambil melambaikan tangan.
"Itu dia ki.." ucap Aldi lalu
mereka pun mendekati Salsha.
"Hey.." Aldi & Rizky
melakukan tos dengan Salsha
"Lo sendirian sha ? Emang lo gak
ngajak temen lain ya?" Ucap Aldi lalu duduk di sebelah Salsha dan Rizky
duduk di depan Salsha.
"Gue ngajak (Nama kamu) koq, tapi
gak tau deh dia dateng apa nggak, dari tadi belum dateng juga" jawab
Salsha.
"Salsha..!!" Panggil
seseorang. Salsha menoleh kearah pintu lalu melambaikan tangan kearah (Nama
kamu) lalu (Nama kamu) & Iqbaal mendekati Salsha.
"Hey baal.. lama gak ketemu, apa
kabar?" Tanya Rizky.
"Keliatannya gimana? Sehat sehat
aja kan?" Jawab Iqbaal.
"Haha.. iya deh lo emang paling
strong deh" Rizky mengajak Iqbaal tos, dan mereka pun melakukan tos.
"Au.." Rizky terlihat
kesakitan.
"Ehh sorry sorry.. kekencengan ya?
Sorry" ucap Iqbaal.
"Tangan lo keras amat baal"
Rizky melihat tangannya yang sedikit memerah.
"Tangan Iqbaal diganti pake tangan
besi" jawab (Nama kamu).
"Wuihh canggih lo baal.. udah kaya
robot aja" ucap Aldi.
"Efek kecelakaan waktu itu di.. oh
iya sha emangnya ada hal apa sampe lo ngundang kita ke sini? Kita ke sini bukan
cuma hangout kan?" Tanya Iqbaal.
"Sebenernya.. gue punya project
buat kalian.." ucap Salsha.
"Project apa?" Tanya (Nama
kamu).
Salsha belum menjawab tiba-tiba..
DUARRR...
Terdengar sebuah ledakan yang sangat
keras seperti ledakan bom, sepertinya sumber ledakan itu tidak jauh dari cafe
itu. Mereka pun saling menoleh.
"Ayo cari sumber ledakannya"
ujar Iqbaal. Dan mereka pun langsung keluar dari cafe itu, mereka segera
berlari ke dekat sumber ledakan. Iqbaal yang berlari paling depan, namun
tiba-tiba ia berhenti karena ia melihat sebuah pesawat tempur yang melintasi
langit, sepertinya pesawat itulah yang menjatuhkan bom. Iqbaal memperhatikan
pesawat itu, tanpa ia sadari lensa mata buatannya bergerak, ia merasa
penglihatannya menjadi lebih tajam beberapa kali lipat dari mata normalnya 2
tahun yang lalu. Ia melihat kode pesawat itu.
"Itu pesawat USA, tapi kayanya
bukan punya pemerintah USA deh.." ucap Iqbaal.
"Jadi.. Itu pesawat pribadi
dong?" Tanya Aldi
"Bisa jadi.." jawab Rizky.
Iqbaal pun kembali memperhatikan pesawat
itu, dan lagi-lagi tanpa ia sadari lensa matanya bergerak, dan ia masih
memperhatikan pesawat itu.
Sementara itu Salsha & (Nama kamu)
berfikir bagaimana caranya untuk menghentikan pengeboman itu.
Telinga Aldi mendengung, ia menoleh
kearah kiri, ia melihat seorang gadis berpakaian ilmuwan dan memakai headphone
dari jarak yang sangat jauh, ia curiga dengan gadis itu, lalu Aldi pun
memfokuskan pendengarannya kearah gadis itu sambil memejamkan mata.
"Bom pertama udah kan? Berapa
hektar tanah kota yang udah hancur?" Tanya Cassie.
"Baru sedikit, mungkin 7 hektar
yang udah rata, bom ke 2 bakal di jatuhin 3 menit lagi, kita lagi cari posisi
yang tepat buat jatuhin bomnya" jawab Bryan (melalui headphone dan sedang
dalam pesawat).
Aldi kembali membuka matanya.
"Guys.. gawat.." ucap Aldi.
"Kenapa?" Tanya yang lainnya
pandangan tertuju ke Aldi.
"Kayanya kota Jakarta bakal
diratain, dan kayanya mereka punya project besar" jawab Aldi. Mendengar
kata-kata Aldi Iqbaal menggenggam tangan kirinya.
"Ini gak bisa di biarin.."
ucap Iqbaal dan kembali melihat pesawat yang terbang itu.
"Yang gue denger, bom ke-2 bakal
dijatuhin 3 menit lagi" ujar Aldi. Genggaman tangan kiri Iqbaal semakin
erat, tanpa Iqbaal sadari lensa Iqbaal menyala, pikirannya seperti dikendalikan
oleh lensa itu, sepertinya lensa itu terhubung dengan tangan besinya. Tiba-tiba
Iqbaal mengangkat tangan kanannya mengikuti geraknya pesawat itu, ia pun
membuka telapak tangan kanannya lalu..
CUZZZ...
Sebuah peluru roket keluar dari telapak
tangan kanan Iqbaal, peluru itu bergerak sangat cepat dan sasarannya tepat
mengenai pesawat itu. Iqbaal merasa heran, ia merasa benar-benar berbeda dari
sebelumnya. Ia memandangi telapak tangan kanannya.
"Tangan lo baal.." Rizky
terlihat tidak percaya dengan hal tadi.
"Guys.. gue punya ide.." ucap
Salsha.
"Apa?" Tanya yang lain.
"Ikut gue.." ujar Salsha lalu
mereka pun berlari.
*di tempat jatuhnya pesawat*
Bryan & anak buahnya di pesawat
baik-baik saja, pesawat itu jatuh dan mengalami kerusakan yang parah, sebagian
kota sudah hancur akibat jatuhnya pesawat itu dan juga akibat pengeboman.
Cassie datang dikawal oleh beberapa orang.
"Lo gapapa kan?" Tanya Cassie,
sedikit khawatir.
"Gue gapapa koq, cass kayanya kita
harus hati-hati tadi pesawat kita kena peluru roket, gue gak tau itu pelurunya
darimana.. pelurunya bukan berasal dari pistol pasti.. lo tenang aja cass masih
ada banyak pesawat tempurnya di lapangan udara sana" ucap Bryan
"Oke, Thanks Bryan, pokoknya
project ini harus tetep jalan" ucap Cassie.
*Lab. Salsha*
"Baal.. pake kacamata ini, gue
bakal cari tau tentang lensa buatan lo yang lo ceritain tadi" ujar Salsha
sambil memberikan sebuah kacamata khusus. Iqbaal pun memakai kacamata itu,
kacamata itu mulai mengidentifikasi lensa Iqbaal, cara kerja kacamata itu
sangat cepat, hanya dalam waktu 5 detik proses identifikasi selesai. Salsha
juga memeriksa tangan kanan Iqbaal.
Sementara itu, (Nama kamu), Rizky &
Aldi sedang berfikir tentang pengeboman tadi.
"Tadi itu yang di bom daerah sini
kan? Kira-kira tanah kota yang udah diratain berapa hektar?" Tanya (Nama
kamu)
"Yang gue denger sih tadi 7
hektar.. tapi mungkin udah nambah soalnya pesawat bom itu jatoh" jawab
Aldi.
"Tadi gue liat sih jatohnya kearah
barat" sambung Rizky. (Nama kamu) berfikir sejenak.
"Hmm.. gue punya strategi.."
ucap (Nama kamu).
"Apa?" Tanya Rizky & Aldi.
(Nama kamu) pun menjelaskan strateginya
*keesokan harinya*
Salsha menyiapkan baju khusus anti
radiasi untuk (Nama kamu), Iqbaal, Aldi, Rizky juga untuk dirinya sendiri. Ia
mengambil selembar kertas di meja, sepertinya itu kesimpulan hasil identifikasi
tangan besi & lensa buatan Iqbaal kemarin.
"Ternyata ibunya Iqbaal bener-bener
berjuang keras buat Iqbaal sampe-sampe dia nyiptain alat secanggih ini"
gumam Salsha.
*rumah Iqbaal*
"Kamu harus pake tangan besi &
lensa buatan itu sebaik-baiknya nak, Bunda udah tau soal project perataan kota
itu makanya selain buat nyempurnain fisik kamu, kamu juga punya tugas buat
berhentiin project mereka, Bunda yakin kamu bisa, tangan besi itu bukan cuma
buat pelindung diri, tapi bisa juga buat ngelindungin orang-orang di sekitar
kamu.. kamu & teman-teman kamu harus kerja sama buat berhentiin project
mereka" ujar Ibunda Iqbaal. Iqbaal berfikir sejenak sambil memandangi
tangan kanannya.
"Oke bunda, demi bunda &
orang-orang aku bakal lakuin itu, bunda udah berjuang selama 2 tahun bikin
tangan besi ini buat aku.. dan sekarang giliran aku yang berjuang buat
bunda" ucap Iqbaal. Ibunda Iqbaal tersenyum.
Tim Iqbaal siap untuk melakukan aksinya,
mereka menaiki mobil jeep terbuka, kebetulan Aldi yang mengendarai mobilnya,
tak lama mereka pun berhenti di dekat kota yang sudah diratakan, hanya Iqbaal,
Rizky & (Nama kamu) yang turun dari mobil itu.
"Kita bakal cari markas
Cassie-cassie itu tadi nyokap lo ngasih tau tempatnya kan baal? Sesuai strategi
yang diusulin (Nama kamu), kita bakal cari tau titik mana aja kan yang bakal di
bom? Serahin tugas itu sama kita" ucap Aldi.
"Oke hati-hati sha, hati-hati
di" ucap Rizky. Aldi & Salsha pun pergi ke markas Cassie.
Iqbaal menatap langit, ada 3 pesawat
tempur yang melayang di udara, perkiraan (Nama kamu) tepat ada lebih dari 1
pesawat yang akan melakukan pengeboman setelah kejadian jatuhnya pesawat
kemarin.
"Guys, gue punya cara buat ngadepin
pesawat-pesawat itu" ucap (Nama kamu), ia mengeluarkan peta lalu
berjongkok, diikuti Iqbaal & Rizky
"Oke, dari hasil pengamatan
pemerintah kemarin, daerah yang hancur itu baru 14 hektar, masih belum meluas,
tepatnya bagian sini sama bagian sini.. ki lo harus bikin gedung ilusi di
daerah kota yang udah hancur buat ngejebak salah satu pesawat tempur itu, lo
ada alatnya kan?" Tanya (Nama kamu).
"Ada.. semua alat jebakan buatan
gue udah siap" jawab Rizky.
"Yaudah, bagus.. dan tugas lo baal
lo harus hancurin pesawat tempur yang lainnya, tapi usahain jangan diatas kota,
dan yang pertama lo pancing harusnya anak buahnya si Bryan-bryan itu, pancing
dia ke atas laut dulu baru lo hancurin dan gue jamin Bryan bakal fokus buat
ngancurin kotanya, ya semoga aja dia kena jebakan Rizky.." ujar (Nama
kamu) panjang lebar.
"Oke oke oke.. gue ngerti"
Iqbaal berdiri ia pun menekan sebuah tombol di lengan tangan besinya. Lalu..
CEKKREKK.. CEKKREKK..
Iqbaal merubah tangannya ke mode besi.
"(Nama kamu) kita bakal jalanin
rencana lo, lo hati-hati ya di sini" ujar Iqbaal ia pun memakai ransel
roketnya, begitu juga dengan Rizky.
"Ayo ki.." ajak Iqbaal. Lalu..
WUZZ..
Rizky & Iqbaal terbang dengan ransel
roket itu. Sementara itu (Nama kamu) mengeluarkan earphonenya dan menghubungi
Salsha & Aldi.
"Halo sha.. gimana misi
kalian?" Tanya (Nama kamu).
"Kita masih di jalan, markasnya
lumayan jauh" jawab Salsha.
"Yaudah semoga lancar yaa"
ujar (Nama kamu) lalu menutup teleponnya
Aldi yang sedang mengendarai mobil
tiba-tiba menghentikan mobilnya.
"Kenapa berhenti?" Tanya
Salsha.
"Ada jembatan putus di depan"
ucap Aldi. Salsha menoleh ke depan, dan benar saja ada jembatan jalan raya yang
terputus entah apa sebabnya.
"Yaudah kita puter balik aja"
ujar Salsha. Aldi turun dari mobil, ia mengumpulkan papan-papan dan mengangkut
beberapa batu, dijadikannya papan itu sebuah bidang miring yang kokoh dan pas
untuk roda mobil.
"Kita loncat di?" Salsha agak
terkejut.
"Iya" jawab Aldi, ia pun
kembali menaiki mobil, ia memundurkan mobilnya.
"Pegangan sha" ujar Aldi.
Salsha pun berpegangan erat di pegangan pintu.
BREMMM.. BREMM..
Aldi mulai mengambil ancang-ancang
lalu..
BREMMM..
Aldi menancap gas langsung pada
kecepatan tinggi, melewati bidang miring yang dibuatnya dan melompati jembatan
yang putus itu. Aldi terlihat serius mengendarai mobil itu dan tak lama mereka
pun mendarat di seberang jembatan putus itu. Dan melanjutkan pencarian markas
Cassie.
*di dekat kota*
Strategi yang diusulkan (Nama kamu)
berhasil, Rizky sudah memasang jebakan itu, ia menaruh magnet besar dengan daya
tarik tinggi di tengah gambar gedung ilusi dari alat jebakan yang ia buat
sendiri, salah satu pesawat tempur yang terpancing oleh gedung ilusi itu dan
tertarik oleh magnet. Sementara itu, Iqbaal sedang memancing pesawat tempur itu agar terbang di atas laut.
Tiba-tiba Iqbaal berbalik, lensa matanya menyala dan ia meluruskan tangan
kanannya yang masih dalam modebesi itu lalu..
CUZZZ..
Iqbaal menembakkan peluru roket kearah
pesawat yang sedang mendekatinya, seketika pesawat itu meledak dan hancur.
"Itu akibatnya kalo mau ngancurin
kota" gumam Iqbaal ia pun menambah ketinggian terbangnya.
Bryan masih dalam pesawat, ia melihat
(Nama kamu) yang sedang duduk memikirkan strategi lain.
"Ternyata cewek itu yang mikirin
caranya.. gue harus bunuh dia" gumam Bryan. Ia mengarahkan pesawatnya
tepat diatas (Nama kamu). (Nama kamu) terkejut ketika pesawat itu terbang
mendekatinya dan melayang diatasnya.
"Siap-siap aja lo mati" gumam
Bryan, ia pun menekan sebuah tombol dan menjatuhkan bom kearah (Nama kamu)
sekaligus meratakan kota. Bom itu pun di jatuhkan, (Nama kamu) tidak sempat
untuk berlari lalu..
DUARR....
Bom itu pun meledak, namun (Nama kamu)
baik-baik saja, ternyata Iqbaal datang untuk melindunginya, Iqbaal mendekap
(Nama kamu) dengan tangan kirinya, dan tangan besi Iqbaal menghalangi bom itu,
tangan besi Iqbaal tidak rusak sedikitpun, lensa mata Iqbaal menyala terang dan
tangan besi Iqbaal mengeluarkan cahaya listrik, ia terlihat terengah-engah
mungkin saja tadi ia terbang mendekati (Nama kamu) dengan kecepatan tinggi.
"Lo gapapa kan?" Tanya Iqbaal.
"Gue gapapa.." jawab (Nama
kamu).
"Ternyata hasil identifikasi
alatnya Salsha tepat banget, tangan besi ini anti ledakan.. bunda bisa aja
bikin tangan besi ini, ternyata perjuangannya selama 2 tahun gak sia-sia"
gumam Iqbaal. Ia menatap pesawat tempur yang dikendalikan Bryan.
"Gue bakal ngancurin lo
Bryan.." gumam Iqbaal, lensa mata Iqbaal menyala lagi lalu..
CUZZZ...
Ia kembali menembakkan peluru roketnya
kearah pesawat itu dan..
DUARRR..
Pesawat itu hancur di udara. Tak lama
Rizky datang.
"Guys, kalian gapapa kan?"
Tanya Rizky.
"Gapapa.." jawab Iqbaal &
(Nama kamu).
"Yaudah mending kita nyusul Aldi
sama Salsha" ujar Iqbaal.
"Yaudah.." ucap Rizky.
Tiba-tiba Iqbaal mendekap (Nama kamu), (Nama kamu) sedikit terkejut ia menatap
wajah Iqbaal.
"Pegangan ya.." Ujar Iqbaal
lalu..
WUZZ..
Mereka kembali terbang menggunakan
ransel roket itu.
*Markas Cassie*
BUKK..BUKK..
Aldi menghajar beberapa penjaga markas.
Sedangkan Salsha, ia sigap dengan pistol peluru formula buatannya. Lalu..
SLEPP.. SLEPP..
Salsha menembakkan peluru formulanya
kearah penjaga markas lain yang akan mendekatinya, formula itu tersuntik secara
otomatis ke tubuh mereka, tiba-tiba mereka tidak dapat berjalan dan malah
goyang pinggul.
"Hahh.. gue salah bikin
formula" gumam Salsha.
"Sha ayo masuk.." ujar Aldi.
Lalu mereka pun masuk ke dalam markas itu. Aldi & Salsha mendobrak pintu
dan siap dengan pistol mereka. Ternyata Cassie sedang duduk santai di kursinya
yang bisa diputar, ia sama sekali tidak merasa takut dengan kedatangan Aldi
& Salsha, sepertinya ia mempunyai rencana.
"Angkat tangan !" Ucap Aldi
dengan lantang sambil menodongkan pistolnya. Cassie tersenyum jahat.
"Kalian pikir gue takut dengan
kedatangan kalian.." Cassie meremehkan Aldi & Salsha. Tiba-tiba..
SLEPP..
Salsha menembakkan, peluru formulanya.
Namun..
TEPP..
Dengan mudahnya Cassie menangkap peluru
formula itu dengan 2 jari dan ia pun menghancurkan peluru formula itu dengan
mudahnya.
"Kalian itu gak lebih dari para
pecundang" ucap Cassie. Aldi menggenggam tangannya.
"Sombong banget lo !" Aldi pun
langsung menyerang Cassie, begitu juga dengan Salsha. Cassie melawan mereka
dengan santai bahkan sambil duduk, sepertinya dia memang benar-benar jenius.
Tiba-tiba..
CUZZZ..
Iqbaal datang menembakkan peluru
roketnya ke arah Cassie, lensa matanya menyala terang. Cassie menghindar dari
peluru itu, ia langsung berdiri dan menembakkan laser kearah Iqbaal namun
Iqbaal menahan laser itu dengan tangan besinya. Lalu Iqbaal, Rizky & (Nama
kamu) langsung berlari mendekati Salsha & Aldi yang terengah-engah. Iqbaal
menoleh kearah (Nama kamu)
"(Nama kamu).. lo susun strategi
biar gue yang lawan dia.." ujar Iqbaal pelan. (Nama kamu) menganggukkan
kepala begitu juga dengan yang lain.
"Ohh jadi lo anaknya ilmuwan
terkenal itu ya? Boleh juga tangan besi lo" Cassie sedikit meremehkan
Iqbaal.
"Nyokap gue bikin ini buat gue
tujuannya buat berhentiin project gila lo itu.." jawab Iqbaal.
"Kurang ajar !" Cassie pun
menyerang Iqbaal dan terjadilah perkelahian di tempat itu.
Sementara itu, (Nama kamu) sedang
memberitahukan strateginya kepada anggota tim nya
"Oke, ki lo harus siapi jebakan
buat Cassie & Bryan kemungkinan Bryan masih hidup, dan lo Aldi lo bantuin
Iqbaal buat lawan Cassie sambil ngasih tau strategi ini. Jebakannya di pasang
gak jauh dari pintu, usahain lo sama Iqbaal mancing Cassie ke jebakan itu,
terus gue sama Salsha bakal ke kantor polisi buat nangkep Bryan sama
Cassie" ujar (Nama kamu) panjang lebar.
"Oke oke.. gue siap bikin
jebakannya.." jawab Rizky.
"Ehh bentar-bentar.. gue denger
sesuatu" ucap Aldi, ia pun memfokuskan pendengarannya sambil memejamkan
mata. Tak lama ia membuka matanya kembali.
"Suara Bryan, dia naik helikopter
dan bakal ke sini.. cepet jalanin rencana kita" ujar Aldi dan mereka pun
melakukan tugas mereka masing-masing.
Aldi membantu Iqbaal berkelahi melawan
Cassie, Iqbaal terlihat terengah-engah, berkali-kali Cassie dihajar oleh Iqbaal
namun ia sama sekali tidak merasa sakit sepertinya ia menggunakan antibiotik.
Iqbaal sedikit menjauh dari Cassie, ia menghentikan perkelahian sejenak, Aldi
membisikkan sesuatu kepada Iqbaal sepertinya ia memberitahukan strategi yang
dibuat (Nama kamu). Iqbaal mengangguk dan mengerti dengan apa yang
diberitahukan Aldi.
Sementara itu Salsha & (Nama kamu)
menaiki mobil jeep terbuka itu, Salsha mengendarai mobil itu dengn kecepatan
tinggi. Seperti yang dilakukan Aldi, mereka nekat melompati jembatan yang putus
itu, ditengah perjalanan mereka dijatuhi beberapa peluru roket dari helikopter
Bryan. Namun Salsha terus menghindari serangan itu sambil fokus mengendarai
mobil jeep terbuka itu.
"Hati-hati sha.." ujar (Nama
kamu).
"Lo tenang aja" jawab Salsha.
*Markas Cassie*
Rizky masih sibuk membuat jebakan dengan
alat-alat canggih yang dibuatnya sendiri, ia memasang sebuah perangkap khusus
untuk Cassie & Bryan. Tak lama ia pun selesai membuat jebakan itu.
Bryan datang dan langsung melemparkan
sebuah bom kecil dengan ledakan ringan dan melemparkan bom itu kearah Iqbaal
lalu..
DERR..
Bom kecil itu meledak, namun Iqbaal
terlihat baik-baik saja, lagi-lagi ia menahan bom itu dengan tangan besinya.
Namun tiba-tiba..
BUKK..
Bryan menonjok pipi Iqbaal secara
tiba-tiba hingga terdapat luka lebam dipipi Iqbaal. Dan..
BUKK..
Iqbaal juga menonjok pipi Bryan dengan
tangan kirinya.
"Buat apa lo bikin project gila itu
di negara ini.. cari tanah sendiri di Amerika !" Ucap Iqbaal.
"Terserah gue mau bikin project
dimana.. bukan urusan lo" jawab Bryan. Sementara itu Aldi sedang
memancing-mancing Cassie agar terkena jebakan perangkap Rizky, ia mundur dan
Cassie semakin maju, setelah Aldi lewat agak jauh dari pintu, Rizky pun menarik
tali untuk menurunkan perangkap jebakan yang ia buat, Rizky Berhasil ia
berhasil menjebak Cassie masuk kedalam perangkap itu.
Sementara itu Iqbaal masih berkelahi
dengan Bryan.
BUKK.. BUKK.. BUKK..
Bryan menghajar Iqbaal berkali-kali
hingga wajah Iqbaal penuh luka lebam, begitu juga dengan Bryan.
"Gue bakal hancurin misi tim bodoh
lo itu" ucap Bryan.
"Hal itu gak akan terjadi.. yang
ada project gila lo itu yang bakal berhenti !" Tiba-tiba lensa mata Iqbaal
menyala terang, sepertinya ia menemukan titik kelemahan fisik Bryan, tiba-tiba
Iqbaal memegang leher Bryan ia menyengat Bryan dengan aliran listrik di tangan
besinya.
"Arrrgghhh..." Bryan terlihat
kesakitan. Lensa mata Iqbaal menyala terang. Namun tiba-tiba lensa mata Iqbaal
kembali normal, ia teringat jika ia tidak boleh membunuh Bryan karena Aldi
memberitahukan bahwa Bryan & Cassie akan dipenjara.
"Gue bisa aja bunuh lo, tapi gue
gak ada hak buat bunuh lo, gue harap lo tobat pas udah keluar dari
penjara.." ucap Iqbaal sambil mencengkram kerah baju Bryan, Bryan terlihat
lemas. Cassie tidak bisa berbuat apapun ia terlihat lemas, sepertinya perangkap
yang dibuat Rizky itu bertekanan udara sangat rendah hingga nafas Cassie
menjadi tidak beraturan. Tak lama..
WIUNG WIUNG WIUNG ..
(Nama kamu) & Salsha datang bersama
para polisi. Iqbaal menyuruh Aldi untuk memegang Bryan agar tidak melarikan
diri, Iqbaal terlihat lemas. Rizky & Aldi pun membawa Cassie & Bryan ke
mobil polisi.
Iqbaal terduduk lemas, ia terlihat
kelelahan, wajahnya penuh dengan luka lebam.
"Iqbaal.." (Nama kamu) berlari
mendekati Iqbaal.
"Lo gapapa kan?" (Nama kamu)
terlihat sangat khawatir, ia sedikit menyentuh pipi Iqbaal.
"Gue gapapa.." jawab Iqbaal ia
sedikit terbata-bata, ia tersenyum.
"Gue bawa lo pulang ya?" (Nama
kamu) merangkul & memapah Iqbaal.
"Kerjasama kalian luar biasa, ini
baru di sebut tim yang sempurna.. kami dari pihak kepolisian mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada kalian, baiklah kami akan menyegel dan
menyita markas ini, kalian boleh pergi" ujar Komandan Polisi.
"Tunggu pak.. sebaiknya markas ini
jangan di segel, kitayang bakal ngelola markas ini pak.." ujar Rizky.
"Gimana guys?" Tanya Rizky
kepada Aldi, Salsha, Iqbaal & (Nama kamu), mereka tersenyum dan setuju
dengan usulan Rizky.
"Baiklah, kalau begitu kami permisi
dulu.." ucap Komandan Polisi dan mereka pun pergi.
"Guys, coba masuk ke dalem kita
harus ngobatin Iqbaal" ujar (Nama kamu) sambil menoleh kearah Iqbaal,
Iqbaal menoleh kearah (Nama kamu).
"Makasih ya (Nama kamu).."
Iqbaal tersenyum.
"Sama-sama baal.. gue cuma khawatir
sama lo" jawab (Nama kamu).
"Ehemm ehem.. ayo masuk kita cari
obat buat Iqbaal" ujar Aldi. Dan mereka pun masuk ke markas itu.
*sorenya*
Angin pantai berhembus pelan, ditimpa
hangatnya matahari senja. Mobil jeep mereka baru saja sampai di pantai itu,
sepertinya mereka akan melepas lelah di pantai ini.
"Huhhh... Segarnya pantai
ini..." ucap Rizky ia merasa semua bebannya hilang tertiup angin pantai.
"Iya ki.. jarang-jarang gue pergi
ke pantai sore-sore begini" sahut Salsha. Aldi berjalan mendekati Salsha.
"Guys, duduk yuk" usul Aldi.
"Boleh.." jawab Salsha
lalumereka duduk di pasir putih menikmati angin pantai yang hangat.
Tangan kanan Iqbaal sudah kembali ke
mode normal, ia bersandar di mobil jeep itu sambil menikmati indahnya senja di
pantai itu. (Nama kamu) mendekati Iqbaal, ia berdiri di sebelah Iqbaal.
"Apa lo merasa jadi lebih baik
setelah nyokap lo ngasih tangan besi itu buat lo?" Tanya (Nama kamu).
"Iya (Nama kamu).. gue sadar,
ternyata Tuhan ngerencanain suatu hal besar dibalik kecelakaan itu, gue
bersyukur, gue termasuk orang yang beruntung masih bisa dapet tangan kanan
lagi, mungkin masih banyak orang yang gak seberuntung gue" jawab Iqbaal.
"Apa yang lo rasain semenjak lo
make tangan besi & lensa buatan itu baal?" Tanya (Nama kamu).
"Hmm... gimana ya? Gue ngerasa kaya
jadi anaknya Iron Man" jawab Iqbaal.
"Ihh baal.. gue serius" ucap
(Nama kamu). Iqbaal hanya tersenyum.
"Yaa gue ngerasa beda aja gitu, yaa
mungkin bisa dibilang gue ini Manusia Setengah Robot.." jawab Iqbaal
sambil menoleh kearah (Nama kamu), mereka saling bertukar pandang.
"Ehemm.. pacaran mulu ayo pulang
udah sore" ujar Aldi, mereka pun kembali menaiki mobil jeep terbuka itu
dan memulai perjalanan pulang.
*di sisi lain*
"Iqbaal ! Gue belum kalah ! Tunggu
pembalasan gue" ucap Bryan sambil menggenggam tangannya.
*keesokan harinya*
Tim Iqbaal sedang berkumpul di markas
baru mereka.
"Enaknya kita kasih nama buat tim
kita" usul Salsha.
"Ada yang punya usul nama?"
Tanya Iqbaal. Mereka semua berfikir sejenak.
"Gimana kalo Perfect Team.. kata
pak polisi kemarin berkat kerjasama yang bagus dari tim kita, kita bisa jadi
tim yang sempurna kan?" Usul (Nama kamu).
"Gue setuju tuh.. kita selalu
bekerjasama kan??" Sahut Aldi.
"Boleh juga" jawab Rizky
simple.
"Oke jadi tim ini kita kasih nama
'Perfect Team' ya.. deal?" Tanya Iqbaal.
"Deal.." jawab yang lain.
Tiba-tiba..
DUARR..
Suara ledakan besar kembali terdengar
oleh telinga mereka. Dan mereka pun langsung berlari keluar dari markas itu.
Langkah mereka terhenti ketika melihat sebuah pesawat tempur dari negara lain
melintas di langit kota jakarta.
"Siap buat misi penyelamatan?"
Tanya Iqbaal. Mereka menyiapkan peralatan mereka masing-masing.
"Siap.." jawab mereka (kecuali
Iqbaal). Tiba-tiba..
WUZZ..
Iqbaal & Rizky terbang menggunakan
ransel roket mereka sedangkan Aldi, Salsha & (Nama kamu) menaiki mobil jeep
Aldi. Lalu mereka pun melakukan misi penyelamatan kota.
- The End -
Gimana cerpennya ? Keren gaa?? Ehh aku
punya beberapa pertanyaan nih.. WAJIB JAWAB YAA...
- Adegan Paling Menegangkan yang mana?
- Adegan Paling Keren yang mana?
- Adegan Paling Gaje yang mana?
- Ngeliat adegan gokill ga? .
Jawabb yaaa.. makasiihhh yang udah baca + jawab
pertanyaanku.. sampai jumpa di cerita-cerita berikutnya..
@HyunaUzumaki
- Buzz Lightyear -
Adegan menegangkan : pas nknya mau dibom :v
BalasHapuspling kren: pas nk ceritain strategi :v
ping gaje: _
pling gokil: bnyk bgt
Casinos Near Casinos Near Casinos Near Casinos by Marriott Las
BalasHapusA 남양주 출장마사지 map showing casinos and other gaming facilities located near Casinos by 순천 출장샵 Marriott Las Vegas hotels and motels, located in Las 원주 출장안마 Vegas 전주 출장안마 at 거제 출장마사지 8